"...nature has cunning ways of finding our weakest spot..."
"...nature has cunning ways of finding our weakest spot..."
Tidak ada yang salah dengan kalimat André Aciman yang ia ungkapkan lewat tokoh Ayah Elio. Namun alangkah lebih tepatnya jika Tuhan juga diikutsertakan dalam pencarian titik terlemah manusia.
Terkadang kita marah pada Tuhan dan alam karena keputusan-Nya berbeda dengan apa yang kita mau.
Terkadang kita marah pada Tuhan dan alam karena telah merebut apa yang kita cintai.
Terkadang saking marahnya yang keluar bukan lagi amarah... melainkan air mata.
Sesuatu yang aku cintai baru saja Tuhan ambil. Di titik maksimum kedekatan kami tiba-tiba Tuhan mengambil nyawanya. Aku tidak mengerti apa maksud Tuhan, aku tidak mengerti apakah ini ada hubungannya dengan doa-ku.
"Ya Allah... berikanlah yang terbaik untuk hamba."
Kalau dipikir-pikir, mana mungkin kematian jadi jalan yang terbaik. Kata orang 'Death is a part of life.' Iya, bagian yang paling buruk.
Berulang kali aku coba menenangkan diri bahwa sesuatu akan lebih indah dan berharga jika kita membiarkan alam yang mengurusnya. I tried to be like Oliver who was 'Okay with so many things in life.'
Namun seperti biasa, di tengah masa-masa berkabung realita datang menampar. Ia datang memberikan pilihan apakah mau terus berkabung atau bangkit menghadapinya.
Tamparan realita telah menyadarkanku bahwa hidup bukan budak yang selalu menuruti apa yang kita mau. Hidup itu bebas, ia berjalan sesuai kehendaknya, sesuai kehendak alam. Sekarang bagaimana kita bisa menghadapi rintangan yang diberikan dan membantu kehidupan bangkit kembali.
xxxThinkingTyperxxx
Tidak ada yang salah dengan kalimat André Aciman yang ia ungkapkan lewat tokoh Ayah Elio. Namun alangkah lebih tepatnya jika Tuhan juga diikutsertakan dalam pencarian titik terlemah manusia.
Terkadang kita marah pada Tuhan dan alam karena keputusan-Nya berbeda dengan apa yang kita mau.
Terkadang kita marah pada Tuhan dan alam karena telah merebut apa yang kita cintai.
Terkadang saking marahnya yang keluar bukan lagi amarah... melainkan air mata.
Sesuatu yang aku cintai baru saja Tuhan ambil. Di titik maksimum kedekatan kami tiba-tiba Tuhan mengambil nyawanya. Aku tidak mengerti apa maksud Tuhan, aku tidak mengerti apakah ini ada hubungannya dengan doa-ku.
"Ya Allah... berikanlah yang terbaik untuk hamba."
Kalau dipikir-pikir, mana mungkin kematian jadi jalan yang terbaik. Kata orang 'Death is a part of life.' Iya, bagian yang paling buruk.
Berulang kali aku coba menenangkan diri bahwa sesuatu akan lebih indah dan berharga jika kita membiarkan alam yang mengurusnya. I tried to be like Oliver who was 'Okay with so many things in life.'
Namun seperti biasa, di tengah masa-masa berkabung realita datang menampar. Ia datang memberikan pilihan apakah mau terus berkabung atau bangkit menghadapinya.
Tamparan realita telah menyadarkanku bahwa hidup bukan budak yang selalu menuruti apa yang kita mau. Hidup itu bebas, ia berjalan sesuai kehendaknya, sesuai kehendak alam. Sekarang bagaimana kita bisa menghadapi rintangan yang diberikan dan membantu kehidupan bangkit kembali.
xxxThinkingTyperxxx
0 comments:
Post a Comment