Ini terjadi Subuh tadi...
Aku bangun dari tidur untuk ibadah fajar—lebih tepatnya, dibangunkan.
Seperti biasa, aku pergi ke kamar mandi untuk ambil wudhu.
Setelah itu, kembali ke kamar, menghamparkan sajadah, dan membalut diri dengan mukenah.
Aku mulai beribadah seperti biasanya.
Baru sampai setengah raka'at, aku mulai merasa ada yang berbeda.
Tubuhku bergerak seakan-akan aku robot yang sudah terprogram.
Ayunan tanganku terasa sangat ringan saat takbir, jatuhnya punggungku saat rukuk seakan-akan aku sedang menggendong angin.
Semua gerakan itu terasa kosong dan tak bermakna.
Lalu, muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam benakku.
"Untuk apa aku melakukan ini semua?"
"Siapa yang aku sembah?"
"Apa benar Tuhan itu ada? Apa benar aku sedang menyembah zat yang benar-benar ada dan bukan menyembah kekosongan? Sebentar, Tuhan itu apa sebenarnya?"
Rasanya seperti dalam mimpi, tapi aku tahu kalau aku sedang tidak bermimpi.
Keyakinanku terhadap Tuhan langsung tergerus saat itu juga.
Aku memikirkan kemungkinan-kemungkinan bahwa semua ini bohong.
Bahwa agama hanyalah hasil budaya manusia yang sangat kuat dan mendasar sampai-sampai ide ini bisa bertahan sampai sekarang.
Aku merasa tergugah dengan pemikiran-pemikiran ini.
Namun, di saat yang sama aku merasa takut.
Takut aku kehilangan keyakinan akan sesuatu yang telah aku yakini selama ini.
Takut aku dikuasai ide yang sangat kontradiktif dengan diriku sendiri.
Usahaku untuk fokus dengan rapalan doa dan artinya terasa percuma.
Pikiran-pikiran ku terus berkata bahwa ini semua omong kosong.
Sujud terakhir pun tiba.
Aku berdoa lebih lama--seperti yang dianjurkan orang-orang agar doa kita dijabah--dalam sujud ini.
"Tuhan, tolong tunjukkanlah hamba jalan yang lurus. Tolong jangan palingkan aku dari-Mu."
Tidak lama setelah itu, ibadah fajarku telah selesai—tentu, dengan kondisi setengah tidur.
Aku kembali ke tempat tidur, lalu singkat cerita tertidur pulas.
Aku kembali bangun di pagi yang agak kesiangan.
Entah mengapa aku merasa aku terlewat ibadah fajar tadi.
Aku merasa aku hanya tertidur pulas dari semalam.
Aku merasa, yang kualami hanyalah terjadi dalam imajinasi.
Tapi ide-ide itu terus menghantuiku sampai sekarang,
"Benarkah Tuhan itu ada?"
xxxThinkingTyperxxx
Bagaimanapun, Tuhan itu ada.
Meski hanya berupa ide dalam pikiran kita. Tuhan itu ada.
Tentang penulis
Jejak perjalanan berpikir. Berisi pemikiran-pemikiran penulis selama hidup, juga kontradiksi-kontradiksi dalam diri penulis.
Popular Posts
-
sometimes i wonder.... when i wanna go to sleep, i lie on my bed, and i closed my eyes..... im not sleeping but my mind wandering..... ...
-
Ini terjadi Subuh tadi... Aku bangun dari tidur untuk ibadah fajar —l ebih tepatnya, dibangunkan. Seperti biasa, aku pergi ke kamar mandi...
-
Pemilu sebentar lagi. Ada yang sudah memutuskan mau pilih siapa, ada yang masih bingung mau pilih siapa, ada yang masih dilema mau pake hak ...
-
Anak linjur? Pasti gak asing lagi sama istilah ini apalagi kalo udah berhubungan dengan ngelanjutin pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. ...
-
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta pada... ...teman sekolah. Karena aku takut, bisa jadi kami tidak akan bertemu ...
-
Lo pernah gak sih nanya sama sendiri, "Gue tuh siapa?" Gue sendiri udah nanya itu dari beberapa bulan lalu dan sampe sekarang mas...
-
I really hate that look. The eyes that said, "I'm fine, don't worry about me." While at the same time i can see you...
-
"...nature has cunning ways of finding our weakest spot..." Tidak ada yang salah dengan kalimat André Aciman yang ia ungkapkan l...
-
Perempuan itu diam. Berdiri disana dengan tegak. Tatapannya kosong. Ia sedang berjalan pulang. Raut mukanya datar. Adiknya datang men...
-
Sering aku berpikir, Mungkin waktu itu aku belum siap, Mungkin waktu itu niatku bukan karena-Nya, Mungkin waktu itu aku hanya mengikuti o...
0 comments:
Post a Comment