Pemilu sebentar lagi. Ada yang sudah memutuskan mau pilih siapa, ada yang masih bingung mau pilih siapa, ada yang masih dilema mau pake hak suaranya atau engga, dan ada juga yang memutuskan untuk gak memakai hak pilihnya nanti.
Ngomongin hak pilih, sadar gak sih kalo hak pilih gak cuma ada menjelang pemilu?
Selama hidup dan selama mempunyai akal, kita selalu dihadapkan dengan dilema memilih. Dari yang paling sederhana seperti memilih mau makan apa, mau pake baju apa, atau pun mau makan pake tangan atau sendok, sampai yang ribet seperti dilema Maudy Ayunda untuk kuliah di Stanford atau Harvard. Dilema memilih sering kita alami dalam kehidupan sampai-sampai kita lupa bahwa kesempatan untuk memilih merupakan privilese yang kita miliki sebagai manusia merdeka.
Namun, ke mana hak pilih saat pelecehan terjadi?
Saat pelecehan terjadi, apa yang ada di pikiran pelaku? Apakah dia lupa bahwa dia adalah manusia merdeka yang berhak memilih? Hak pilih selalu ada di sekitarnya. Sayangnya, pelaku terlalu rendah akalnya untuk mengakui bahwa ia memiliki hak. Setelahnya, mereka akan mengatakan bahwa mereka tak diberi pilihan dan bahwa korban menggoda. Padahal, ada niatan untuk berkenalan saja tidak, apalagi menggoda untuk dilecehkan?
Padahal mereka bisa saja memilih untuk 'tidak'. Tidak memikirkan hal-hal kotor, tidak menyentuh korban apalagi menggerayanginya, dan intinya, tidak memerkosa. Mereka malah memilih merendahkan dirinya dengan berdalih, "Perempuan itu terlalu menggoda. Saya sebagai kucing mana menolak jika diberi ikan." Padahal mereka bisa saja memilih untuk menjadi manusia berakal yang dapat mengontrol hawa nafsunya. Bukannya menyamakan dirinya seperti binatang.
Sangat disayangkan, para pelaku ini sepertinya kecanduan merendahkan diri sampai-sampai dirinya terlihat goblok. Hak memilih selalu ada bagi mereka. Namun mereka berlaku seakan-akan tidak berhak pada saat itu. Semoga saja di lain waktu manusia makin semangat untuk menggunakan otaknya dalam melakukan sesuatu. Semoga saja setiap manusia sadar bahwa mereka memiliki hak pilih sepanjang hidup dan bahwa pilihannya berdampak bagi kemaslahatan umat manusia. Terima kasih.
xxxThinkingTyperxxx
Tentang penulis
Jejak perjalanan berpikir. Berisi pemikiran-pemikiran penulis selama hidup, juga kontradiksi-kontradiksi dalam diri penulis.
Popular Posts
-
sometimes i wonder.... when i wanna go to sleep, i lie on my bed, and i closed my eyes..... im not sleeping but my mind wandering..... ...
-
Ini terjadi Subuh tadi... Aku bangun dari tidur untuk ibadah fajar —l ebih tepatnya, dibangunkan. Seperti biasa, aku pergi ke kamar mandi...
-
Pemilu sebentar lagi. Ada yang sudah memutuskan mau pilih siapa, ada yang masih bingung mau pilih siapa, ada yang masih dilema mau pake hak ...
-
Anak linjur? Pasti gak asing lagi sama istilah ini apalagi kalo udah berhubungan dengan ngelanjutin pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. ...
-
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta pada... ...teman sekolah. Karena aku takut, bisa jadi kami tidak akan bertemu ...
-
Lo pernah gak sih nanya sama sendiri, "Gue tuh siapa?" Gue sendiri udah nanya itu dari beberapa bulan lalu dan sampe sekarang mas...
-
I really hate that look. The eyes that said, "I'm fine, don't worry about me." While at the same time i can see you...
-
"...nature has cunning ways of finding our weakest spot..." Tidak ada yang salah dengan kalimat André Aciman yang ia ungkapkan l...
-
Perempuan itu diam. Berdiri disana dengan tegak. Tatapannya kosong. Ia sedang berjalan pulang. Raut mukanya datar. Adiknya datang men...
-
Sering aku berpikir, Mungkin waktu itu aku belum siap, Mungkin waktu itu niatku bukan karena-Nya, Mungkin waktu itu aku hanya mengikuti o...
0 comments:
Post a Comment