KRISIS IDENTITAS
Lo pernah gak sih nanya sama sendiri, "Gue tuh siapa?"
Gue sendiri udah nanya itu dari beberapa bulan lalu dan sampe sekarang masih bingung menjawabnya.
Hmm... gimana ya. Saat ini gue merasa kebingungan tentang diri gue sendiri. Apaan sih? Gue bingung bagaimana mendefinisikan diri gue. Apa gue pendiem? Berisik? Apa gue alim? Apa nggak? Kadang gue mencoba menerapkan teori Looking Glass Self, tapi tetep aja gue ga merasa pertanyaan tadi terjawab. Gue merasa, gue yang dilihat orang lain, gue yang gue mau, dan gue yang asli (biasanya pas sendirian sih) itu beda semua.
Kalau (seandainya) ada orang nanya tentang diri gue, gue bakal kebingungan mau jawab apa. Kalau gue jawab gue yang asli, mungkin orang bakal tercengang karena mungkin menurutnya itu sama sekali gak mendeskripsikan gue di mata dia. Dan jika gue jawab menurut mata orang lain, ya bisa jadi bakal beda-beda semua. Kenapa gue bisa beda-beda di mata orang lain? Karena setiap ada kesempatan baru gue selalu mengubah first impression gue di mata orang lain. Ketika gue pengen berubah, gue bakal memperkenalkan diri gue ke orang lain sebagai gue yang gue mau (karena kan katanya omongan adalah doa). Dan sekarang, gue kehabisan ide gue mau jadi orang yang seperti apa. Di saat-saat ini lah gue ingin jadi diri sendiri. Tapi, gue sendiri siapa? Kayak gimana?
Gue kebingungan dengan diri sendiri. Gue merasa selama ini gue hanya masang topeng di depan orang lain. Semua impression gue rencanakan baik-baik. Selama ini sih gue merasa fine aja menjalankan rencana-rencana itu, malah kelewat nyaman kayaknya. Tapi ketika gue bosen, gue pengen berubah, gue kehabisan panutan, dan gue udah gatau mau bikin impression kayak gimana lagi, ya gue jadi bingung sendiri gue mau jadi kayak apa. Seperti ada urgensi untuk cepet-cepet mencari image yang pas untuk diri ini biar bisa dipasang, tapi gue gatau image macam apa yang gue pengen?
Dulu gue berusaha menjadi seseorang yang disukai banyak orang. Gue berusaha bisa menyenangkan mereka, gue berusaha untuk merealisasikan saran-saran mereka. YES. Basically, i used to please them. Tapi, pada ujungnya, gue merasa dikecewakan. Mereka memaksa gue untuk jadi seseorang yang sesuai dengan syarat agar bisa berteman dengan mereka, tapi ketika gue udah memenuhi syarat itu mereka malah kayak... ya biasa aja gitu, karena rata-rata anggota pertemanan mereka ya orang-orang yang kayak gitu juga. Jadi, mereka merasa gue udah mainstream.
Akhirnya sekarang gue tetep bertahan tanpa rencana impression yang biasa gue bikin. Tapi tetep gue merasa, gue yang tanpa rencana pun merupakan pengaruh dari orang lain. Mungkin dari idola gue, mungkin dari film yang gue tonton, mungkin juga dari buku yang gue baca. Gue mulai merasa 'gue' itu sebenernya gak ada. Ya gue terbentuk dari lingkungan gue, dari alam yang gue hidupi. If i found a new philosophy that i fond of, perhaps i change. If i found a new favorite song, perhaps i change. If i read a new book, perhaps i change, too.
Gue merasa gue banyak berubah belakangan ini. Malah gue yakin bahwa gue sendiri adalah hasil dari perubahan-perubahan. Gue merasa ya diri gue yang konstan tuh gak ada. Gue ya gue meskipun gue berubah berjuta kali. Hmm... mau ngomong apalagi ya? Oh iya, gue juga berharap orang tuh ngerti bahwa semuanya berubah, bahkan manusia. Jadi, gue saranin jangan berekspektasi apa-apa deh sama orang lain. Soalnya, pas mereka berubah, takutnya lo kecewa.
xxxThinkingTyperxxx
Gue sendiri udah nanya itu dari beberapa bulan lalu dan sampe sekarang masih bingung menjawabnya.
Hmm... gimana ya. Saat ini gue merasa kebingungan tentang diri gue sendiri. Apaan sih? Gue bingung bagaimana mendefinisikan diri gue. Apa gue pendiem? Berisik? Apa gue alim? Apa nggak? Kadang gue mencoba menerapkan teori Looking Glass Self, tapi tetep aja gue ga merasa pertanyaan tadi terjawab. Gue merasa, gue yang dilihat orang lain, gue yang gue mau, dan gue yang asli (biasanya pas sendirian sih) itu beda semua.
Kalau (seandainya) ada orang nanya tentang diri gue, gue bakal kebingungan mau jawab apa. Kalau gue jawab gue yang asli, mungkin orang bakal tercengang karena mungkin menurutnya itu sama sekali gak mendeskripsikan gue di mata dia. Dan jika gue jawab menurut mata orang lain, ya bisa jadi bakal beda-beda semua. Kenapa gue bisa beda-beda di mata orang lain? Karena setiap ada kesempatan baru gue selalu mengubah first impression gue di mata orang lain. Ketika gue pengen berubah, gue bakal memperkenalkan diri gue ke orang lain sebagai gue yang gue mau (karena kan katanya omongan adalah doa). Dan sekarang, gue kehabisan ide gue mau jadi orang yang seperti apa. Di saat-saat ini lah gue ingin jadi diri sendiri. Tapi, gue sendiri siapa? Kayak gimana?
Gue kebingungan dengan diri sendiri. Gue merasa selama ini gue hanya masang topeng di depan orang lain. Semua impression gue rencanakan baik-baik. Selama ini sih gue merasa fine aja menjalankan rencana-rencana itu, malah kelewat nyaman kayaknya. Tapi ketika gue bosen, gue pengen berubah, gue kehabisan panutan, dan gue udah gatau mau bikin impression kayak gimana lagi, ya gue jadi bingung sendiri gue mau jadi kayak apa. Seperti ada urgensi untuk cepet-cepet mencari image yang pas untuk diri ini biar bisa dipasang, tapi gue gatau image macam apa yang gue pengen?
Dulu gue berusaha menjadi seseorang yang disukai banyak orang. Gue berusaha bisa menyenangkan mereka, gue berusaha untuk merealisasikan saran-saran mereka. YES. Basically, i used to please them. Tapi, pada ujungnya, gue merasa dikecewakan. Mereka memaksa gue untuk jadi seseorang yang sesuai dengan syarat agar bisa berteman dengan mereka, tapi ketika gue udah memenuhi syarat itu mereka malah kayak... ya biasa aja gitu, karena rata-rata anggota pertemanan mereka ya orang-orang yang kayak gitu juga. Jadi, mereka merasa gue udah mainstream.
Akhirnya sekarang gue tetep bertahan tanpa rencana impression yang biasa gue bikin. Tapi tetep gue merasa, gue yang tanpa rencana pun merupakan pengaruh dari orang lain. Mungkin dari idola gue, mungkin dari film yang gue tonton, mungkin juga dari buku yang gue baca. Gue mulai merasa 'gue' itu sebenernya gak ada. Ya gue terbentuk dari lingkungan gue, dari alam yang gue hidupi. If i found a new philosophy that i fond of, perhaps i change. If i found a new favorite song, perhaps i change. If i read a new book, perhaps i change, too.
Gue merasa gue banyak berubah belakangan ini. Malah gue yakin bahwa gue sendiri adalah hasil dari perubahan-perubahan. Gue merasa ya diri gue yang konstan tuh gak ada. Gue ya gue meskipun gue berubah berjuta kali. Hmm... mau ngomong apalagi ya? Oh iya, gue juga berharap orang tuh ngerti bahwa semuanya berubah, bahkan manusia. Jadi, gue saranin jangan berekspektasi apa-apa deh sama orang lain. Soalnya, pas mereka berubah, takutnya lo kecewa.
xxxThinkingTyperxxx
0 comments:
Post a Comment