Jakarta

Jakarta
Ada dua kemungkinan yang bisa aku utarakan tentang kota Jakarta:
Kota yang akan dirindukan; Kota yang akan dimuntahkan.

Ya.

Mungkin aku akan pergi jauh dari Jakarta. Jauh dan lama sampai aku lupa bagaimana kondisi Jakarta saat itu dan tiba-tiba saja memori lama muncul dan membuatku merindukan Jakarta.

Namun bisa saja aku tidak akan beranjak kemana-mana. Kakiku akan selalu menapak di tanah Jakarta. Sampai aku bosan dan muak dengan kota ini dan ingin rasanya muntah di atasnya.




Pertama kali aku menapaki Jakarta saat pertama kali aku bisa berjalan.
Jakarta menjadi tanah pertama yang aku tapaki, entah akan jadi yang terakhir atau tidak.
Karena bisa saja aku meninggal di New York atau belahan dunia lain di atas kursi roda dan Jakarta menjadi tanah terakhir yang aku tapaki karena setelah itu aku lumpuh dan tidak bisa berjalan.

Hampir delapan belas tahun aku hidup di Jakarta.
Hidup tidak banyak beranjak dari kota ini; karena aku tidak sering pergi keluar kota.
Jakarta menjadi saksi aku lahir, aku bertumbuh, dan langitnya menjadi kertas yang kutuliskan mimpi-mimpi.

Aku harap aku bisa pergi jauh dari Jakarta.
Agar aku bisa merindukannya kelak.
Karena aku takut jika aku terus disini Jakarta hanya akan menjadi kota sampah dalam bagian hidupku karena sudah tak bernilai.
Lain dari itu, karena bagaimana bisa sesuatu menjadi bernilai dan dirindukan jika kau tidak pernah beranjak darinya?


xxxThinkingTyperxxx

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment