What I Don't Like About K-Pop Industry

Dalam hampir satu dekade belakangan, wabah K-Pop kerap mewarnai dunia musik Asia dan dunia. Kita disuguhkan dengan wajah-wajah mulai dari zaman Siwon Super Junior sampai Jungkook BTS, dari zaman Yoona SNSD sampai Lisa BLACKPINK. Dari visual, vokal, dan tarian, semua hal itu membuat K-Pop kaya akan penggemar dan apresiasi dari artis ternama. Namun, ada satu hal yang gak gue sukai: human objectification.


Kita tahu di balik tarian energik dan suara stabil mereka ada training yang udah dijalankan. Ada yang sebentar seperti Kyuhyun Super Junior (2 bulan) maupun yang lama seperti Jihyo TWICE (10 tahun). Training ini bertujuan untuk melatih peserta agar siap menjadi artis. Dari yang gue tau, para trainee dilatih bernyanyi, menari, dan keahlian lainnya selama hampir 24/7 yang menurut gue itu... keras. Pikirin aja, manusia dipaksa nari, nyanyi, belom lagi olahraga, belom lagi belajar bahasa buat yang bukan orang Korea, belom lagi, belom lagi, belom lagi. Itu manusia bukan robot! (Untuk lihat gambaran training seperti apa, bisa nonton reality show "Sixteen" yang memperlihatkan proses debut TWICE atau "WIN: Who Is Next" yang memperlihatkan masa training Winner dan iKon. Bisa juga nonton acara lainnya seperti Produce 101, Stray Kids, Produce 48, dll.)

Perusahaan memperlakukan trainee selayaknya objek yang bisa mereka bentuk sesuka mereka. Seakan-akan mereka bukan manusia dan perusahaan hanya peduli tentang bakat mereka yang bisa mendatangkan surplus untuk perusahaan. Gue makin yakin bahwa perusahaan memang mengobjektifikasi artisnya setelah mendengar Park Jinyoungfounder agensi JYP yang menaungi artis-artis seperti TWICE, GOT7, 2PM, Miss-Amengatakan,
"...we don't make music, we make stars. So, our final product is not music, but human beings." (https://www.youtube.com/watch?v=Mrm8BjMLnAM)
Pernyataan itu secara tidak langsung menegaskan bahwa artis-artis yang kita tonton dan idolakan adalah memang objek pemasaran perusahaan-perusahaan itu. Bahwa kita adalah target pasar yang sengaja disajikan penampilan para gadis dan lelaki atas dorongan perusahaan. Jadi, kalo kalian liat BLACKPINK kok bisa kelihatan manis, elegan, seksi, tapi juga badass, itu karena YG menyuruh mereka begitu. Kok Red Velvet dulu funky sekarang jadi agak seksi? Itu tergantung konsep apa yang mau SM bentuk. Kenapa TWICE bisa keliatan imut banget? Karena JYP mendorong mereka begitu. Memang kelihatannya gak sepahit itu karena kita melihat mereka enjoy dengan perannya. Tapi setelah mendengar pernyataan JYP, gue menganggap semua yang dilakukan mereka di depan kamera hanyalah sekadar dorongan atasan. Mungkin saja style mereka sebenarnya gak kayak gitu.

Lebih parah lagi, derita artis-artis itu gak cuma sebelum debut, tapi juga setelah debut. Gak perusahaan, gak fans, sama aja. Sama-sama menganggap artisnya sebagai objek. Banyak fans yang terlalu ekstrem mengidolakan artisnya sampai mereka lupa kalau idola mereka sendiri juga manusia. Sasaeng  fans contohnya. Mereka adalah fans-fans yang over-obsessive terhadap idolanya. Mereka menguntit, meneror, mengetahui informasi pribadi idola diam-diam, bahkan sampai melakukan tindak kriminal terhadap idolanya sendiri. Mereka memperlakukan idolanya seakan-akan idolanya bukan manusia yang sama seperti manusia pada umumnya. Mereka lupa bahwa idolanya juga memiliki kehidupan personal, privasi, dan hal-hal yang tidak ingin dipublikasikan kepada khalayak. Mereka lupa kalau idolanya juga sama seperti mereka.

Jarang gue temuin artis K-Pop yang berani melawan stigma industri musik Korea. Mungkin karena mereka juga sadar kesalahan yang mereka lakuin bisa berdampak ke pendapatan agensi dan pada akhirnya berdampak ke diri mereka sendiri. Sebenarnya masih banyak hal (yang menurut gue) aneh di dunia K-Pop, tapi cuma dua hal itu aja sih yang pengen gue omongin. Gue cuma berharap stigma ini cepat-cepat hilang dari industri K-Pop karena menurut gue dunia K-Pop berpeluang lebih booming lagi kalo aja industri ini lebih beragam dan lebih... berkemanusiaan?

P.S. Meskipun banyak keanehan dalam dunia K-Pop, gue tetep respect sama fans (normal) yang bener-bener dukung idolanya. Entah kenapa, menurut gue dunia K-Pop seakan-akan beda universe dengan fans musik lain. It's like they have their own way to support their idols.
Image
Bonus Lisa's smile at the end of this post because yall deserve it.

xxxThinkingTyperxxx

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment